TUGAS
PRAKTIKUM DASAR KOMUNIKASI
“ADOPSI,
DIFUSI, DAN INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DI INDONESIA”

OLEH
:
NAMA : FITRIA LAILATUR ROSIDA
NIM :
115040100111092
KELAS : A
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA
MALANG
2012
ADOPSI, DIFUSI, DAN
INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN
DI INDONESIA
Pertanian merupakan
sektor yang menunjukan keberhasilan dalam proses difusi teknologi. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya teknologi pertanian yang digunakan oleh
masyarakat. Teknologi tepat guna (TTG) merupakan salah satu bentuk teknologi
yang dipakai untuk meningkatkan produk dari usaha kecil dan menengah, bahkan
produk yang bersifat kerakyatan.
Lembaga yang dinilai
telah berhasil melakukan proses difusi teknologi tepat guna dalam bidang
pertanian antara lain adalah instansi pemerintah (dalam hal ini Departemen
Pertanian) dan instansi non-pemerintah, baik industri maupun LSM. Keberhasilan
difusi teknologi pertanian di masyarakat, tidak terlepas dari mekanisme difusi
yang digunakan lembaga pelaku difusi dalam mentransformasikan inovasinya.
PENGERTIAN
- PENGERTIAN
Ø Inovasi
merupakan suatu ide, produk, informasi teknologi, kelembagaan, perilaku,
nilai-nilai dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan
dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu daerah tertentu.
Ø Adopsi teknologi pertanian merupakan suatu proses mental
atau perubahan perilaku baik yang berupa pengetahuan (cognitive), sikap (affective),
maupun keterampilan (psychomotor)
pada diri seseorang sejak ia mengenal inovasi sampai
memutuskan untuk mengadopsinya setelah menerima inovasi.
Ø Difusi
teknologi adalah kegiatan adopsi dan penerapan hasil inovasi secara lebih
ekstensif oleh penemunya dan/atau pihak-pihak lain dengan tujuan meningkatkan
daya guna potensinya.
Keberhasilan difusi
teknologi dipengaruhi oleh empat faktor penting, yakni inovasi itu sendiri,
bagaimana informasi tersebut dikomunikasikan, waktu yang dibutuhkan untuk
mengkomunikasikan, dan sistem sosial masyarakat (termasuk keterampilan) serta
kondisi alam tempat inovasi tersebut diintroduksikan . Di samping itu, faktor
lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan proses difusi adalah jenis teknologi
yang didifusikan serta sistem kelembagaan yang mendukungnya.
Difusi teknologi pada dasarnya terjadi
melalui beberapa saluran, antara lain:
1) Difusi teknologi
antar perusahaan
2) Difusi teknologi
antar unit dalam perusahaan
3) Difusi teknologi
antar penyedia teknologi dengan pengguna
4) Difusi teknologi
antar lembaga litbang dengan pengguna.
Pokok-pokok pemikiran tentang adopsi inovasi
kaitannya dengan pembangunan pertanian, sebagai berikut:
1.
Adopsi inovasi memerlukan
proses komunikasi yang terus-menerus untuk me-ngenalkan, menjelaskan, mendidik,
dan membantu masyarakat agar tahu, mau, dan mampu menerapkan teknologi terpilih
(yang disuluhkan).
2.
Adopsi inovasi merupakan proses pengambilan
keputusan yang berkelanjutan dan tidak kenal berhenti, untuk memperhatikan,
menerima, memahami, meng-hayati, dan menerapkan teknologi terpilih yang
disuluhkan.
3.
Adopsi inovasi memerlukan
kesiapan untuk melakukan perubahan-perubahan dalam praktek berusahatani, dengan
memanfaatkan teknologi terpilih (yang disuluhkan).
Dalam penyebaran
inovasi teknologi melalui pendekatan komunikasi diperlukan perpaduan antara
aspek antropogis, sosiologis dan psikologis. Ke tiga aspek tersebut mempunyai
hubungan erat antara satu sama lain dalam merubah perilaku manusia. Penyuluh
Pertanian Lapangan (PPL) sebagai agent of
technology, sebagai salah satu komponen pengubah perilaku petani, dan
sebagai pembawa pesan teknologi ke petani belum memahami secara baik tentang
aspek-aspek antropologi, sosiologi dan psikologi. Pesan-pesan inovasi dari PPL
baik melalui komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok maupun komunikasi
massa belum mampu meyakinkan petani untuk mengadopsi teknologi secara cepat.
Hal ini menunjukkan adanya persoalan-persoalan psikologi dari penerima pesan
inovasi (petani), seperti sikap kehati-hatian dan persepsi yang salah terhadap
teknologi tersebut. Selain faktor psikologis yang menghambat percepatan adopsi
teknologi, juga disebabkan oleh faktor lingkungan dan kebijakan.
KARAKTERISTIK DIFUSI DAN ADOPSI
Tahapan dalam proses
pengambilan keputusan oleh pelaku terhadap inovasi baru yang ditawarkan kepada
mereka yaitu (Rogers and Shoemaker, 1971):
1. Adanya
kesadaran (awareness), sasaran mulai
sadar tentang adanya inovasi baru, misalnya teknologi pertanian spesifik
lokasi.
2. Tumbuhnya
minat (interest) yaitu keinginan
kelompok sasaran untuk bertanya atau mengetahui tentang adanya inovasi baru.
3. Munculnya
penilaian (evaluation) dari kelompok
sasaran atau pengguna lainnya terhadap baik, buruk, dan manfaat dari inovasi
baru yang diperkenalkan kepada mereka.
4. Ada
keinginan kelompok sasaran untuk mencoba (trial) dalam skala kecil sebelum
menerapkan dalam skala yang lebih luas.
5. Akhirnya
berdasarkan kondisi tersebut di atas, kelompok sasaran akan mengambil keputusan
untuk menerima dan menerapkan (adoption) inovasi yang mereka terima,
atau menolak (rejection) inovasi tersebut.
Berbagai variabel yang
mempengaruhi proses dan kecepatan difusi dan adopsi suatu inovasi, misalnya
teknologi pertanian spesifik lokasi meliputi:
·
Sifat inovasinya
Inovasi dalam proses adopsi dan difusi suatu
teknologi termasuk teknologi pertanian menurut dapat dilihat dari berbagai
sifatnya yaitu (Slamet, 1978; Rogers and Shoemak, 1971; Rogers, 1983):
1. Sifat
intrinsik seperti keunggulan teknis, ekonomis, sosial dan budaya dari inovasi
yang diperkenalkan.
2. Sifat
kerumitan inovasi (complexity).
3. Kemudahan
inovasi diterapkan (triability).
4. Kemudahan
inovasi diamati (observability).
5. Sifat
ekstrinsik seperti kesesuaian (compatibility)
inovasi dengan lingkungan, dan tingkat keunggulan relatif dari inovasi yang
ditawarkan.
·
Sifat sasarannya
Kelompok
sasaran dikelompokkan menjadi perintis (innovator),
kelompok pelopor (early adopter),
kelompok penganut dini (early majority),
kelompok penganut lambat (late majority),
dan kelompok orang-orang kolot (laggard).
·
Karakteristik individu
1. Umur
(tahun).
2. Pendidikan
(tahun)
3. Status
sosial ekonomi.
4. Pola
hubungan (localite vs cosmopolite).
5. Keberanian
mengambil resiko.
6. Sikap
terhadap perubahan.
7. Motivasi
berkarya.
8. Aspirasi.
9. Fatalisme,
tidak ada kemampuan mengontrol masa depan diri sendiri.
10. Dogmatis,
sistem kepercayaan tertutup.
·
Cara pengambilan keputusan
1.
Keputusan individu.
2. Keputusan
kelompok.
3. Keputusan
otorita.
·
Saluran komunikasi yang digunakan
1. Media
masa.
2. Interpersonal
(face to face).
3. Kelompok.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous1.
2012. Adopsi Inovasi dan Teknologi Pertanian(Online), http://www. sumber-artikel.com/docs/adopsi-inovasi-dan-teknologi-pertanian.html#.
Diakses tanggal 26 April 2012.
Anynomous2.
2012. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/ART03-1a.pdf.
Diakses tanggal 26 April 2012.
Sukarjo. 2012. Inovasi dalam Pertanian. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/inovasi/
kl1106-ek70.pdf. Diakses pada 26 April 2012.